Tuesday, November 24, 2015
Menerima Kenyataan
Kenyataan, ya sudahlah itu sudah terjadi, tinggal selanjutnya bagaimana? Mau terus meratapi apa yang sudah terjadi? Apa kita ambil tindakan untuk bangkit.
Tidak semua orang mampu menerima kenyataan. Bahkan saking tidak kuatnya sampai harus bunuh diri. Padahal menerima kenyataan yang terjadi adalah langkah yang harus ditempuh pertama kali sebelum menyiapkan diri menuju keadaan yang kita inginkan.
Misalkan begini : badan gemuk, tambun, kebanyakan makan, gerak makin susah, mungkin dipandang remeh oleh orang yang belum kita kenal karena bentuk tubuh tersebut. Lalu bagaimana lagi? Tidak terima karena badan tambun? Wong diri kita tambun ya bagaimana lagi.
Bahasa inggrisnya acceptance, yup menerima keadaan ini dengan senang sekali. Syukurlah kita sudah diberi badan yang tambun. Syukurlah sudah seperti ini. Pun juga kita merima setiap hal-hal negatif seputar itu dengan lapang dada.
Mau ngumpat, lalu ngumpat kesiapa? Pengumpatan dll akan menghabiskan energi. Makin sering mengumpat karena kenyataan tersebut, makin habislah energi ini.
Selanjutnya adalah menanyakan kembali : apakah kita mau berhenti disini saja dengan resiko yang kita terima tersebut? Atau kita punya keinginan lain untuk merubah bentuk badan itu dengan segala konsekuensinya?
Jawabannya mungkin tertarik dengan yang nomor dua. Yup, kita mau berubah. Tapi sejurus kemudian, tatkala perut keroncongan kita gak bisa nahan untuk makan padahal cadangan lemak masih sangat banyak. Kok bisa demikian?
Satu hal yang bisa kita tarik garis lurus adalah ; yang cepat berubah karena kita tidak mau menerima diri kita apa adanya. Kita terima berbada tambun dengan segala konsesuensinya ya gak usah fitness dll. Tapi jika kita mau menerima hal baru yakni bentuk badan yang proporsional ya kita kudu siap dengan berbagai hal yang menyebabkan kita berbadan proporsional.
Maka menerima adalah tahapan awal dimana kita sepenuhnya sadar akan jalan yang ditempuh. Sungguh aneh jika ada orang yang pengen bentuk tubuh proporsional tapi gak mau menerima hal-hal yang menyebabkan dia kearah itu.
Pun juga aneh tatkala orang gemuk kemudian dia sulit bergerak, kesehatannya terganggung lalu mengumpat habis-habisan karena bentuk tubuhnya itu.
Semoga kita dituntun menjadi orang yang benar-benar sadar. Tidak hanya melalui kata-kata, tapi hati kita pun ikhlas menyadarinya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment