Jualan Ane Gan (Pemecah Batu)

Friday, November 27, 2015

4 Modal Penting Yang Sering Tidak Kita Sadari



Kadang keadaan membuat kita berpikiran sempit. Misalkan dalam keadaan tidak ada uang, dalam keadaan diputus pacar, dalam keadaan tidak diterima pekerjaan, dalam keadaan obesitas, dll. Banyak hal yang karena keadaan itu kita akhirnya berpikir untuk menyalahkan segalanya.

Hal itu lumrah saja. Dalam fase kehidupan manusia, hal tersebut diatas mungkin pernah kita alami bersama. Lalu, kenapa ada yang berhasil dan ada yang tidak? Berhasil dan gagal merupakah dualisme yang gak bisa dipisahkan. Orang berhasil pun dikatakan berhasil bisa jadi karena banyak gagal akhirnya berhasil.

Kita cenderung melihat keadaan sekarang tanpa melihat bagaimana jerih payah seseorang menuju keberhasilan. Ah, enak sekali ya jadi Pak Dahlan Iskan, punya korporasi perusahaan berita di seluruh Indonesia, punya percetakan sendiri, jadi menteri BUMN pula. Hehehe...Tapi kita gak sadar, bagaimana Pak Dahlan itu berjuang mati-matian mengembangkan usahanya. Uniknya, Pak Dahlan sendiri tidak pernah merasa bekerja keras. Mungkin karena hobi "gak duwe udel" itu yang dikategorikan orang menjadi kerja keras, tapi bagi Pak Dahlan, kerja keras adalah biasa-biasa saja.

Kita kecele, ternyata dia menekuni sesuatu hal tanpa konsep yang muluk-muluk. Kudu kerja keras, kudu gak tidur semalaman, kudu fokus, kudu berlatih keras, dsb tanpa menyadari bahwa otak kita merasa terpaksa melakukan itu semua. Berbeda dengan orang-orang yang sudah berhasil, dia melakukan sesuatu ya lakukan saja. Biar nanti nasib yang menentukan kita ini berhasil atau gagal. Yang penting lakukan!

Eit, tulisan ini kok ngelambyar kemana-mana yak? hehehe...Oke-oke, kita bahas saja bahwa manusia itu pun punya kesamaan lho mas-mbak bro. Siapapun itu, entah dikatakan berhasil atau tidak memiliki hal-hal yang sama. Cekidot :


Waktu Yang Sama

Orang memiliki batas waktu, hingga kematian menjemput, nah itu berarti waktunya sudah habis. Hidupnya sudah berakhir. Rata-rata katakan 60 tahunan. Kalo ada yang 70-80-90 tahun, nah itu sudah masuk kategori bonus. :)

Manusia memiliki jumlah waktu yang sama. Dua puluh empat jam dalam sehari. Tidak ada tambahan atau kurangan satu jam dari standar waktu itu. Inilah yang dianggap modal terpenting. Saking pentingnya waktu ini, bank pun memasukkannya sebagai pembagi untuk menghitung interest yang mereka dapatkan dari sebuah modal yang diberikan ke kreditur.

"Pinjam 60 juta, dalam setahun dikembalikan 72 juta," misalkan. Ada unsur waktu disitu.

Nah, kita memilikinya sebenarnya. Lalu kenapa hasilnya berbeda? Mungkin bisa jadi karena kita tidak sepenuhnya SADAR kalo kita memiliki modal yang sangat penting ini. 

Silahkan untuk merenung sejenak, tutup mata kalo perlu untuk benar-benar mensyukuri modal yang begitu berharga ini.

Fisik Yang Sama

Tanpa bermaksud merendahkan orang yang memiliki keterbatasan fisik, tapi pada hakekatnya, jika sampeyan dalam keadaan normal, kita memiliki kesamaan. Dua mata, satu hidung, dua telinga, satu mulut, dua tangan, sepuluh jari, dua kaki yang memiliki 10 jari, alat kelamin (yang mungkin bisa ganda), dan kesamaan fisik lainnya.

Lalu kenapa hasilnya berbeda? Bisa jadi karena memang nikmat ini terlupakan begitu saja. Bahwa Pak Dahlan, Alim Markus, Habibie, George Soros, Jokowi, Prabowo Subianto, dan jajaran orang yang kita katakan sukses juga memiliki fisik yang sama. 

So, jangan menghina fisik, karena ia juga merupakan nikmat yang sangat indah.

Nyawa Yang Sama

Manusia hidup pasti memilki jiwa. Barang yang hidup, ia memiki penggerak alami yang dinamakn nyawa. Orang pun beranggapan bahwa nyawa ini pun sama. Ia bersih suci, selalu mengajari kebaikan, dan sebaik-baiknya guru untuk bertanya.

Nah,apakah nyawa setiap orang berbeda? Ane rasa tidak. Siapapun yang hidup memiliki nyawa. Presiden atau pengemis sama saja, mereka sama-sama punya nyawa.

Lalu kenapa nyawanya sama hasilnya berbeda? Boleh jadi karena kita sering mengabaikan nikmat yang satu ini.

Sama-sama Pasti Mati

Adakah orang yang tidak mati? Hmm...Rasanya sulit. Kalo orang berumur panjang mungkin, tapi mati? Kita tidak bisa menghindarinya. Seperti sebuah pertunjukan, ada kelahiran yang merupakan pembukaan pertunjukkan, tapi pertunjukan itu pun akhrinya kudu ditutup dengan sebuah kematian.

Kalo sama-sama pasti mati, lalu kenapa hasilnya berbeda? Nah, mungkin diri kita masing-masing yang bisa menjawabnya.


Nah, balik lagi ke persoalan sukses-tidak sukses, kenapa bisa begitu? Karena emang begitulah hukum alamnya. Kalo ada yang sukses, lalu yang tidak sukses gimana? Adanya sukses karena emang ada yang tidak sukses. Dua-duanya saling melengkapi. 

Lalu bagaimana dong? Ya dijalani saja dengan sungguh-sungguh. Kata orang bijak yang sering salah dipahami : "Ya sudah takdir." Padahal disitu terkandung sebuah makna besar ; kalo sukses itu takdirmu ya jemput dengan segala konsekuensinya, wong modalnya sama kok.

Kalo tidak sukses yang jangan mengeluh, karena dengannya ada yang sukses. So, selamat menikmati hidup. Terus bergerak menjemput takdir kita masing-masing. 

No comments:

Post a Comment