Jawabannya singkat : jika hal itu berkenaan erat dengan hidup atau mati seseorang.
Jika dalam kondisi tertentu, yang pilihannya cuman hidup atau mati, mau gak mau, orang akan melakukan tindakan apapun guna menyelamatkan hidupnya.
Misalkan begini ; sampeyan katakanlah tinggal di daerah Petemon Surabaya. Kemudian sampeyan dengan kalo ada banjir bandang setinggi bahu orang dewasa lagi menerpa kawasan Pasar Turi Surabaya. Bagi sampeyan, berita tadi hanya sekedar menjadi "informasi" belaka. Tapi beda persoalan jika dikatakan : "Banjir sebahu menerpa kawasan Petemon!"
Ane jamin sampeyan langsung kepo. Tanya kiri-kanan. Telpon orang rumah bagaimana kondisinya. Dll. Kenapa demikian? Mudah saja, karena banjir lagi menerpa area yang merupakah hidup mati sampeyan.
Begitu juga dengan taking action. Kenapa sih gak action-action? Paling umum jawabannya adalah karena yang mau di-action-kan tidak ada kaitannya dengan hidup-mati orang yang bersangkutan.
Maka, dibalik saja, kalo mau action, ya usahakan itu berkaitan erat dengan hidup-mati sampeyan sendiri. Mau apapun, kalo mau jalan, ya dekatkanlah itu denga area hidup mati tersebut.
Praktiknya bagaimana? Kalo sampeyan dengar kata-kata dan tips dari motivator bisnis, semisal Kang Jaya Setiabudi yang menggunakan konsep : The Power Of Kepepet, dia menganjurkan untuk langsung mementokkan usaha dulu. Baru dipikir kemudian.
- Yang kuliahan masih dapat supply dari orang tua, coba bilang ; sudah cukup supplynya, dan sekarang kalo ane gak muter otak untuk usaha lain, dana buat hidup gak ada lagi.
- Yang lagi usaha, tanamkan benar-benar atau jerumuskan diri langsung ke hal-hal yang mengarahkan sampeyan ke tekad hidup mati. Misalkan langsung berhutang dan sampeyan kudu melunasinya. Ingat ya, resiko tanggung penumpang lho, jangan setelah baca artikel ini langsung samepyan menyalahkan saya karena hutang berjibun. :)
Dan masih banyak lagi cara lain, poinnya adalah ; juruskan dan sentuhkan yang mau sampeyan kerjakan dengan perkara hidup-mati.
No comments:
Post a Comment